Pemain Terburuk Liga Inggris

Pemain Terburuk Liga Inggris

Sandro Tonali – Newcastle United

Masih dari sektor tengah, transfer terburuk lainnya adalah Sandro Tonali. Pemain yang digadang-gadang bakal jadi The Next Andrea Pirlo itu malah gagal total di Newcastle United. Klub yang bermarkas di St James Park itu menebus Tonali dari AC Milan dengan harga 64 juta euro, atau setara dengan Rp1,12 triliun. Namun, dirinya hanya mencatatkan delapan pertandingan saja di Liga Inggris.

Bukan karena cedera, mainnya cukup oke bahkan untuk ukuran pemain debutan di Liga Inggris. Tonali jarang bermain untuk The Magpies karena kelakuannya sendiri. Pemain berpaspor Italia itu terseret kasus perjudian online. Hukumannya bukan main-main, Tonali mendapat hukuman larangan bermain selama sepuluh bulan.

Pasca menerima sanksi ini, karir Tonali berubah 180 derajat. Gol debutnya di laga kontra Aston Villa seperti tak berarti apa pun karena Newcastle rugi besar dengan adanya kasus ini. Kombinasi lini tengah yang diidam-idamkan Eddie Howe pun hancur sudah. Yang terbaru, Tonali berpotensi mendapat hukuman tambahan dari FA karena ketahuan masih main judi ketika sudah berseragam Newcastle United.

Jurrien Timber – Arsenal

Terakhir ada Jurrien Timber yang pindah dari Ajax ke Arsenal dengan bandrol 40 juta euro. Nama ini sebetulnya masih bisa diperdebatkan. Karena kita belum melihat permainannya dengan jelas. Itu karena sepanjang musim Timber harus absen lantaran cedera. Ia menghabiskan hari-hari yang membosankan di ruang perawatan setelah mengalami cedera ACL di laga pembuka melawan Nottingham Forest.

Jurrien Timber baru bisa bermain di pekan terakhir, kala Arsenal menang 2-1 atas Everton. Itu pun sebagai pemain pengganti. Timber layak masuk daftar ini karena dirinya mematahkan ekspektasi semua orang. Cederanya membuat ide dan konsep yang direncanakan Arteta tidak berjalan dengan maksimal. Jika Timber fit sejak awal musim, bisa jadi Arsenal tak kena tikung City lagi.

https://youtu.be/E92fcjDoGSg

Sumber: GMS, Goal, Man Utd, Football London

TRIBUNTORAJA.COM - Striker PSM Makassar berpaspor Portugal, Adilson Silva, pantas diberi gelar striker terburuk di Liga 1 Musim 2024/2025 hingga pekan ke-14.

Pasalnya, sudah 13 laga memperkuat PSM di musim ini, dengan total durasi bermain selama 532 menit, Adilson tak kunjunga cetak gol.

Bahkan, jangankan mencetak gol, Adilson juga tak memberi satu pun assist dalam terciptanya gol PSM di musim ini.

Untuk peluang yang diciptakan Adilson Silva juga terbilang minim.

Dari enam tembakan yang ia lepaskan, hanya tiga mengarah ke gawang.

Peluang diperoleh kerap tidak dimaksimalkan dengan baik oleh pemain nomor punggung 9 ini.

Salah satunya ketika PSM Makassar lawan PSS Sleman di Stadion Batakan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (13/12/2024) sore.

Adilson Silva solo run ke dalam kotak penalti, tapi tembakannya lemah sehingga bola berhasil dihalau Egha Rizky.

Urusan mencetak gol, dua bek PSM, Yuran Fernandes dan Aloisio Neto Soares lebih tajam dari Adilson Silva.

Hingga pekan 14 Liga 1 2024/2025, Yuran Fernandes dan Aloisio Soares masing-masing telah membukukan dua gol musim ini.

Dua gol Yuran Fernandes dijebloskan ke gawang Madura United dan Persebaya Surabaya.

Gol tersebut disarangkan memanfaatkan bola sepak pojok.

Pemain asal Tanjung Verde itu memaksimalkan postur badannya yang tinggi untuk menyundul bola.

Lalu Aloisio Soares mencetak gol ke gawang Dewa United dan PSS Sleman.

Data superkomputer mengungkapkan 11 pemain dengan performa terburuk sejauh ini di Liga Inggris termasuk duo bintang Liverpool, Sadio Mane dan Trent Alexander Arnold.

Mane secara mengejutkan mendapat nilai kedua terendah di bawah striker Arsenal, Pierre-Emerick Aubameyang yang hanya mampu mengemas tiga gol di 15 pertandingan.

Sport Bible melansir, data dari superkomputer Fantasy5 menggunakan algoritma berdasarkan skor yang diberikan Football Fantasy setiap pertandingan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aubameyang gagal memenuhi target performa per pekan. Musim ini, striker asal Gabon itu mencapai angka di bawah rata 4,1 poin setiap pekan. Ini menjadi nilai terendah di Premier League.

Sementara Mane menjadi pemain dengan angka terendah kedua di bawah Aubameyang. Sedangkan Alexander-Arnold di posisi ketiga dan harus berjuang keras untuk menyamai rekor musim lalu di mana ia mencetak empat gol dan 13 assist di Liga Inggris.

Penyerang Manchester United Mason Greenwood juga tercatat memiliki 2,8 poin di bawah rata-rata yang diharapkan. Sejauh ini ia hanya mampu mencetak satu gol dari 11 penampilan.

Data dari superkompeter Fantasy5 memang tak bisa dijadikan acuan pasti. Namun, pemberian nilai pemain agak menyerupai performa asli di lapangan seperti yang rutin dirilis Whoscored.

Bintang Chelsea Kai Havertz juga masuk daftar pemain dengan penampilan terburuk musim ini bersama winger Arsenal Willian dan bek Man Utd, Luke Shaw.

Nicolo Zaniolo – Aston Villa

Berstatus pinjaman sama seperti Ansu Fati, Nicolo Zaniolo juga menjalani musim yang tak spesial bersama Aston Villa. Skuad racikan Unai Emery memang mencetak sejarah dengan kembali mentas di Liga Champions musim depan. Tapi, Zaniolo yang bergabung dari Galatasaray seperti hilang dari radar.

Dirinya tak memberikan kontribusi berarti dalam pencapaian tersebut. Satu-satunya kesalahan yang dilakukan Villa adalah mendatangkan Zaniolo. Padahal, mantan pemain AS Roma itu adalah salah satu talenta paling menjanjikan saat masih berkarir di Italia. Namun, ketika bermain di Inggris dirinya seperti kehilangan kemampuannya.

Tempo permainan Liga Inggris yang lebih cepat dirasa terlalu berat bagi pemain berusia 24 tahun itu. Ketika dimainkan pun, Zaniolo terlihat lemah dan jarang terlibat dalam permainan. Hal itu membuat Emery hilang kesabaran. Kabarnya, Villa enggan mengaktifkan klausul pembelian dan memilih untuk mengembalikannya ke Galatasaray.

Moises Caicedo & Romeo Lavia – Chelsea

Pasti kalian nungguin pemain Chelsea ya? Tenang… Bakal kurang afdol jika tidak memasukan nama pemain Chelsea dalam daftar kali ini. Dari beberapa nama yang kurang perform, Starting Eleven memilih dua. Pemain tersebut di antaranya Moises Caicedo dari Brighton dan Romeo Lavia dari Southampton.

Sama-sama berposisi sebagai gelandang bertahan, Caicedo lebih sering diturunkan oleh Mauricio Pochettino. Namun dirinya jauh dari harapan. Tak ada yang spesial dari Caicedo selain bandrol harganya yang teramat tinggi. Pemain bernomor punggung 25 itu ditebus dengan mahar 116 juta euro dari Brighton.

Beroperasi sebagai gelandang bertahan, tapi dirinya tak piawai menjaga pertahanan Chelsea agar tak kebobolan. Lantas, bagaimana dengan Lavia? Apakah lebih baik dari Caicedo? Sama sekali tidak. Doi justru keseringan Cedera. Selama satu musim, Lavia hanya tampil sekali dan menderita tiga cedera dengan keluhan yang berbeda-beda. Hmmm, lebih banyak cederanya ya ketimbang mainnya.

Daftar 11 pemain terburuk di Liga Inggris:

Kiper: Aaron Ramsdale (Sheffield United)

Bek Kanan: Trent Alexander-Arnold (Liverpool)

Bek Tengah: Enda Stevens (Sheffield United)

Bek Tengah: John Egan (Sheffield United)

Bek Kiri: Luke Shaw (Man United)

Sayap Kanan: Willian (Arsenal)

Gelandang: Kai Havertz (Chelsea)

Gelandang: Joao Moutinho (Wolves)

Sayap Kiri: Sadio Mane (Liverpool)

Penyerang: Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal)

Penyerang: Mason Greenwood (Man United)

Torehan 15 poin sunderland ternyata bukanlah yang terburuk di liga inggris. Ya, predikat tim terburuk di liga inggris, jatuh pada derby county di musim 2007/08. Saat ini, premier league menjadi salah satu liga yang paling populer dan sulit ditandingi. Saat ini, premier league menempati posisi teratas dalam hal. Manchester city keluar sebagai juara sekaligus.

The cherries kini memiliki sejarah yang relatif panjang di liga, dengan musim.

Mantan pemain Real Madrid itu tiba di Stoke dengan status pinjaman dari PSG pada 2017 dan, setelah hanya satu sesi latihan, ia mengantongi gol melawan Arsenal pada debutnya.

Itu untuk membuktikan satu-satunya titik tertinggi dari hubungan yang singkat dan bergejolak ini.

Pada bulan Desember, Mark Hughes membawa ketiga pemain penggantinya dalam pertandingan melawan Swansea. Jese, yang marah karena tidak dibawa masuk, berdiri dan langsung berjalan keluar dari stadion.

Dia diberikan cuti untuk mengunjungi putranya yang lahir prematur di Kepulauan Canary dan Stoke berusaha untuk membatalkan pinjaman dengan segera.

The Potters terdegradasi pada akhir musim dan Jese kembali ke Paris. Pada Juni 2022, dia memberi tahu Tuttosport bahwa waktu di Staffordshire adalah "petualangan terburuk" dalam kariernya.

Sumber: Planet Football

8. Watford musim 1999/00Pada musim 1999/00, Watford mendapat predikat tim terburuk. Itu setelah mereka kalah 26 kali dalam satu musim.Ketika itu, Watford hanya mengemas 24 poin pada akhir musim. Konsekuensinya, tim berjuluk The Hornets pun terdegradasi ke Divisi Championship.Beruntung, pada musim ini, Watford mengubah status mereka dari tim semenjana menjadi tim papan tengah. Berkat suntikan dana dari pengusaha Italia, Gino Pozzo, Watford bercokol di peringkat 13 klasemen sementara.7. Swindown Town musim 1993/94Musim 1993/94 menjadi satu-satunya kesempatan Swindown Town tampil di Liga Inggris hingga saat ini. Sayangnya, kesempatan itu tak dipergunakan dengan baik.Kepergian pemain yang merangkap manajer, Glenn Hoddle ke Chelsea menjadi awal keterpurukan itu. Maklum, Hoddle adalah figur kunci keberhasilan Swindown promosi ke Liga Inggris.Sepanjang musim, Swindown hanya mengemas lima kemenangan dan meraup total 30 poin. Catatan kebobolan mereka sungguh luar biasa yakni 100 gol!

SEBANYAK 5 pemain rekrutan terburuk di Liga Inggris 2023-2024 akan diulas Okezone. Liga Inggris 2023-2024 telah resmi berakhir dengan Manchester City yang keluar sebagai juara untuk keempat kalinya secara beruntun.

Di bawahnya, ada Arsenal Liverpool, dan Aston Villa yang membuntuti skuad asuhan Pep Guardiola tersebut. Berakhirnya Liga Inggris musim ini sekaligus menutup perjalanan rekrutan masing-masing tim di musim perdananya.

Cole Parmer milik Chelsea dapat dibilang sebagai rekrutan terbaik di Premier League musim ini. Sebab, pemain yang diboyong The Blues -julukan Chelsea- menjelang penutupan bursa transfer ini menjadi penggendong andal skuad Chelsea yang angin-anginan musim ini. Dari 34 penampilan, pemain asal Manchester ini mencetak 22 gol dan 11 assist.

Selain Cole Parmer yang merupakan rekrutan terbaik musim ini, sederet pemain menjadi rekrutan terburuk. Bahkan ada pemain yang dibeli dengan harga mencapai ratusan juta pounds tapi gagal memberikan kontribusi yang berarti.

Berikut 5 rpemain ekrutan terburuk di Liga Inggris 2023-2024:

5. Ryan Gravenberch (Liverpool)

Ryan Gravenberch diboyong Liverpool seharga 34 juta pounds (Rp692 miliar) dari Bayern Munich untuk mengisi lini tengah The Reds yang ditinggal banyak gelandang andalannya. Sayangnya, pemain muda ini gagal menampilkan performa terbaiknya.

Datang berbarengan dengan Dominic Szoboszlai, Alexis Mac Allister, dan Wataru Endo, Gravenberch kesulitan beradaptasi. Alhasil, ia hanya menjadi penghangat bangku cadangan.

4. Mason Mount (Manchester United)

Manchester United menjadi tim yang paling merugi musim ini. Melakukan banyak pembelian besar, mereka justru tidak masuk zona Eropa sama sekali. Mason Mount menjadi salah satu rekrutan terburuknya.

Dibeli seharga 55 juta Pounds (Rp1,1 triliun) dari Chelsea, Mount diharapkan menjadi penerus nomor punggung 7. Namun, faktanya ia hanya mampu mencetak 1 gol dan 1 assist dalam 19 laga dan lebih banyak masuk ruang operasi.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

3. Matheus Nunes (Manchester City)

Manchester City memang menjadi juara Liga Inggris 2023-2024, namun mereka juga tidak luput dari salah merekrut pemain. Pep Guardiola merekrut Matheus Nunes seharga 53 juta Pounds (Rp1,07 triliun) dari Wolves karena bakatnya yang dinilai luar biasa.

Namun, faktanya di Etihad Matheus Nunes gagal bersinar. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan dan hanya mennumpang angkat trofi Liga Inggris bersama The Citizens. Musim ini, Nunes mencetak lima assist dari 31 penampilan Bersama Manchester City di semua kompetisi

2. Sandro Tonali (Newcastle United)

Berhasil menembus Liga Champions membuat Newcastle United memperkuat kedalaman dengan merekrut Sandro Tonali yang memiliki pengalaman di kompetisi Eropa. Sayangnya, The Magpies tidak mencari tahu apa kebiasaan Tonali di luar lapangan.

Diboyong dengan mahar 60 juta pounds (Rp1,22 triliun) dari AC Milan, Tonali hanya tampil dalam 12 laga dan mencetak 1 gol. Sisanya, ia tidak melakukan apa pun untuk tim karena mendapat sanksi larangan bermain akibat kecanduan judi ilegal.

1. Moises Caicedo (Chelsea)

Rekrutan terburuk Liga Inggris musim ini disematkan untuk Moises Caicedo. Bersinar selama semusim di Brighton, Caicedo menjadi rebutan Chelsea dan Liverpool meski akhirnya The Blues yang mendapatkan tanda tangannya dengan kocek 115 juta pounds atau setara Rp2,34 triliun!

Dengan harga semahal itu, Caicedo masuk ke dalam daftar 10 pembelian pemain termahal Liga Inggris sepanjang sejarah. Sayangnya, harga yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kontribusi yang diberikan.

Duetnya dengan Enzo Fernandez di lini tengah terlihat tidak padu. Ia juga beberapa kali melakukan blunder yang merugikan tim. Musim ini, Caicedo hanya mencetak satu gol dan empat assist dari 48 penampilan Bersama Chelsea.

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

3. Matheus Nunes (Manchester City)

Manchester City memang menjadi juara Liga Inggris 2023-2024, namun mereka juga tidak luput dari salah merekrut pemain. Pep Guardiola merekrut Matheus Nunes seharga 53 juta Pounds (Rp1,07 triliun) dari Wolves karena bakatnya yang dinilai luar biasa.

Namun, faktanya di Etihad Matheus Nunes gagal bersinar. Ia lebih banyak duduk di bangku cadangan dan hanya mennumpang angkat trofi Liga Inggris bersama The Citizens. Musim ini, Nunes mencetak lima assist dari 31 penampilan Bersama Manchester City di semua kompetisi

2. Sandro Tonali (Newcastle United)

Berhasil menembus Liga Champions membuat Newcastle United memperkuat kedalaman dengan merekrut Sandro Tonali yang memiliki pengalaman di kompetisi Eropa. Sayangnya, The Magpies tidak mencari tahu apa kebiasaan Tonali di luar lapangan.

Diboyong dengan mahar 60 juta pounds (Rp1,22 triliun) dari AC Milan, Tonali hanya tampil dalam 12 laga dan mencetak 1 gol. Sisanya, ia tidak melakukan apa pun untuk tim karena mendapat sanksi larangan bermain akibat kecanduan judi ilegal.

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari

Kehadiran direktur teknik dalam sebuah manajemen sepakbola bertujuan untuk meminimalisir sebuah klub salah dalam mendatangkan pemain. Tapi, namanya juga manusia. Sepandai-pandainya berencana, pasti akan luput juga. Membeli pemain baru tetap sebuah perjudian bagi sebagian klub, tak terkecuali klub-klub di Inggris.

Ada yang langsung moncer, tapi banyak juga yang justru gagal total. Declan Rice dan Cole Palmer boleh jadi contoh pembelian sukses di musim 2023/24. Namun, selain itu banyak juga klub yang merugi secara material dan non material karena mendapat pemain yang tak menunjukan performa terbaik. Dan berikut adalah daftar transfer terburuk Liga Inggris musim 2023/24.

Sebelum kita ulas satu per satu, kalian bisa subscribe dan nyalakan lonceng terlebih dahulu agar tak ketinggalan konten terbaru dari Starting Eleven.

Matheus Nunes – Manchester City

Manchester City boleh kembali menjadi tim terbaik musim ini. Namun, soal strategi transfer, The Sky Blue masih jauh dari kata sempurna. Ada beberapa pemain yang didatangkan City musim 2023/24. Beberapa menunjukan performa apik. Namun, ada satu yang perkembangannya jauh lebih lambat dari yang lain. Dia adalah Matheus Nunes.

Mantan penjual roti itu bergabung dengan City dari Wolves. City sampai merogoh kocek sedalam 62 juta euro untuk mengamankan tanda tangan Nunes. Klub berani membayar mahal karena kepada Goal, Pep Guardiola pernah berkata bahwa Nunes adalah salah satu pemain terbaik di dunia saat ini.

Namun, perkiraan sang maestro taktik tampaknya meleset. Sejauh ini, Nunes belum memenuhi standar yang diinginkan Pep Guardiola. Nunes seringkali merusak aliran bola yang sudah disusun rapi. Maka dari itu, ia hanya mencatatkan 654 menit bermain di Liga Inggris. Sebagian besar dimulai dari bangku cadangan. Sekalinya starter, paling cuma di laga melawan tim papan bawah. Nunes belum mendapat kepercayaan penuh dari Pep.

Di era sekarang, banyak pemain muda yang digadang-gadang bakal menjadi penerus Lionel Messi suatu saat nanti. Dan Ansu Fati adalah salah satunya. Ia bahkan memiliki jalan karir yang hampir mirip dengan Messi. Keduanya sama-sama memulai dari akademi Barcelona. Fati bahkan naik ke level senior saat masih berusia 16 tahun.

Sebetulnya, penurunan performa dari Fati sudah terlihat sejak dirinya masih di Barcelona. Serangkaian cedera kabarnya jadi salah satu penyebab. Maka dari itu, Fati pun dipinjamkan ke Brighton musim ini. Meski hanya sebagai pemain pinjaman, Fati layak masuk sebagai salah satu transfer paling mengecewakan kali ini.

Selama satu musim penuh, pemain berkebangsaan Spanyol itu selalu diganggu oleh masalah kebugaran. Roberto De Zerbi bahkan sempat menyebut bahwa kondisi fisik Fati tak pernah mencapai 100% fit. Pasti ada saja gangguan entah di betis atau jaringan ototnya. Hal itu pula yang membuat Fati tak pernah mencatatkan 90 menit penuh bersama The Seagulls.

Mason Mount – Manchester United

Datang ke Old Trafford dengan bandrol lebih dari Rp1,2 triliun, Mason Mount layak menjadi pemain pertama yang menyandang status transfer terburuk dalam daftar kali ini. Bergabung dari Chelsea dengan harga yang tak murah, banyak pihak yang berekspektasi tinggi padanya. Apalagi kita semua tahu bahwa Mount salah satu tulang punggung lini serang The Blues saat memenangkan Liga Champions musim 2020/21.

United bahkan dengan yakin mewariskan nomor punggung tujuh kepada Mount. Fans pun terpecah menjadi dua. Ada yang bangga. Namun, tak sedikit yang pesimis mengingat nomor tersebut begitu keramat. Banyak pemain besar yang tak bisa memikul beban berat yang tersemat di jersey bernomor tujuh.

Dan ya, perasaan cemas pun terbukti benar. Performa Mount anjlok bersama United. Pemain yang dikenal jarang cedera, tiba-tiba jadi sering cedera. Itu membuat Mount hanya mencatatkan 14 pertandingan di Liga Inggris musim 2023/24.

Selain cedera, pergantian posisi jadi salah satu faktor. Sewaktu di Chelsea, ia bermain sebagai gelandang serang. Posisinya tepat di belakang striker. Namun, karena MU masih punya Bruno Fernandes, Mount dimainkan lebih ke dalam. Hal itu membuat Mount kesulitan untuk menyesuaikan diri.